Quotes

“Don’t wait until tomorrow what you can do today:)”

Pertemuan ke-lima



30 Maret 2015

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

1.           Knowledge (Pengetahuan)

Gambar 1.1 http://emprorerfaisal.blogspot.com/2011/02/syarat-pengetahuan-menjadi-ilmu.html

  •      Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan merepresentasikan dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu objek. 
  •   Pengetahuan itu sendiri dapat dideklarasikan menjadi tiga, yaitu pengetahuan procedural (menekankan bagaimana melakukan sesuatu), pengetahuan deklaratif (menjawab pertanyaan benar/salah), dan pengetahuan tacit (pengetahuan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa).
  •    Pengetahuan seterusnya disebut perseptif, ketika sambil muncul secara spontan, pengetahuan itu memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan melalui gerakan tangan, tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, tindakan, serta jerit teriakan. 
  •    Ada juga yang disebut pengetahuan refleksif, Pengungkapannya adalah, baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.
  •     Pengetahuan disebut pula diskursif, Pengetahuan dalam arti ini lebih menampakkan diri sebagai sesuatu yang datang dari sebab ke akibat dan dari akibat ke sebab, dari prinsip ke konsekuensi dan dari konsekuensi ke prinsip, dan sebagainya.
  •        Akhirnya, pengetahuan menjadi sangat kompleks dan beraneka ragam sifat dan bentuknya.  


2.           Intelligence (Pengertian)

Gambar 2.1 http://www.efictionindia.in/2015/01/02/intelligence/

  •      Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.
  •        Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi.
  •      Bentuk pengetahuan intelektif berikutnya adalah aprehensi (penampakan) yaitu bentuk pengetahuan di mana sudah terdapat kesadaran, meskipun subjek menerima apa yang terjadi pada dirinya secara pasif tanpa diinginkannya. Maksudnya. bahwa aprehensi adalah sebagai suatu tindakan membiarkan inteligensi melewati batas-batas organis dan memanifestasikan diri secara langsung. W. Penfield menyebutkan bahwa dasar pikiran adalah tindakan otak pada setiap individu.
  •         Tahap pengetahuan yang semakin kompleks adalah kegiatan bernalar yang bersifat diskursif. Istilah diskursif dari kata di-curres artinya berlari ke berbagai arah melalui induksi, deduksi, refleksi, subjektif-objektif, dan sebagainya (Leahy, 1993: 132).

    3.           Affection (Afektivitas)


    •     Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika. 
    •       Diakui bahwa manusia bukan saja memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas.
    •      Jadi, untuk mencapai afektivitas, subjek harus berada dalam kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif. Adapun kondisi-kondisi tersebut ialah:
    •      Pertama, antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tidak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas.
    •     Kedua, nilai (baik dan buruk), dalam kondisi ini, ketika objek dipandang memiliki sebuah nilai maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif, karena afektivitas itu sendiri adalah berdasar pada kecintaan akan sesuatu maka subjek pada akhirnya akan melahirkan kegiatan afektif untuk menolak atau menerima. 
    •        Ketiga, sifat dasariah dan kecenderungan kognitif, pada kondisi ini subjek akan dalam melakukan sebuah afektif harus ditunjang dengan sebuah sifat dasariah yang akan mendorong dia untuk lebih cenderung, selera, berkeinginan akan sesuatu yang pada akhirnya akan menimbulkan kegiatan afektif yang ternyata memang sesuai dengan sifat dasariah tersebut.
    •          Keempat, mengenal adalah kausa dari afektivitas. Dalam proses mengenal subjek akan mengalami kondisi dimana dia harus berusaha mendefinisikan objek yang akan dikenalinya dan ketika definisi tentang objek tersebut telah tercapai maka pada akhirnya akan lahir sebuah keputusan afektif apakah dia harus menyerang, mencintai, mempertahankan diri atau yang lainnya. 
    •       Kelima, imajinasi. Untuk menimbulkan kegiatan afektif maka imajinasi dapat menjadi sebuah pendorong, semangat, mempengaruhi bahkan membohongi. Pengetahuan pertama (baik dari pengalaman atau informasi dari pengenalan) akan melahirkan sebuah deskripsi awal tentang objek, maka dalam kondisi ini subjek akan dipengaruhi untuk bertindak seperti apa yang ia dapat pada pengalaman-pengalaman dan imajinasi yang dia dapatkan terdahulu

    4.           Freedom (Kebebasan)
    Gambar 4.1 http://emprorerfaisal.blogspot.com/2011/02/syarat-pengetahuan-menjadi-ilmu.html


    •      Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya. 
    •      Seorang manusia disebut bebas kalau perbuatannya tidak mungkin dapat dipaksakan atau ditentukan dari luar. Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki secara sendiri perbuatan-perbuatannya.  
    •       Kebebasan adalah suatu kondisi tiadanya paksaan pada aktivitas saya. Manusia disebut bebas kalau dia sungguh-sungguh mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas perbuatannya.  
    •       “Freedom is self-determination”. Berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda. Dengan istilah instingtual dimaksudkan tidak adanya peran akal budi dan kehendak. Dalam arti itu sebenarnya di dalam diri binatang-binatang tidak  ada kebebasan. 
    •        Secara ringkas Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu kebebasan fisik, kebebasan moral dan kebebasan psikologis. 
    •        Kebebasan fisik menurut Louis Leahy adalah ketiadaan paksaan fisik. Artinya adalah tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material. 
    •          Kebebasan psikologis berarti ketiadaan paksaan secara psikologis. Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan untuk mengarahkan hidupnya. Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan dan kemungkinan untuk memilih pelbagai alternatif. Yang men-ciri-khas-kan kemampuan itu adalah adanya kehendak bebas.  
    •           Louis Leahy mendefinisikan kebebasan moral sebagai ketiadaan paksaan moral hukum atau kewajiban. Kebebasan moral tidak sama dengan kebebasan psikologis. Meskipun demikian antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. 
    •        Jadi dalam pengertian inilah kebebasan moral mengandaikan kebebasan psikologis. Kebebasan moral dapat dibatasi dengan pemberian larangan atau pewajiban secara moral. 




    Sumber: 

    Diunduh pada tanggal 30 Maret 2015. Power point binus maya materi Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom. Pertemuan ke lima. 

    Kusrini (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Andioffset: Yogyakarta.

    Pertemuan ke-empat


    24 Maret 2015

    Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

     
            1.           Grecce / Yunani

        1.1 Pengaruh Yunani

          Yunani mengembangkan banyak kepercayaan dunia Barat tentang tubuh dan pendidikan jasmani serta adanya kemungkinan dengan Yahudi dan pengaruh Fenisia.

       Terdapat dua sistem metafisi di Yunani:
       Naturalistik: kodrat manusia adalah baik spiritual dan jasmani (fisik)
       Pendidikan jasmani dan intelektual sangat ditekankan.

       1.2 Metafisik Yunani

        Pandangan yang berlawanan Anti-naturalistik: kodrat manusia diciptakan oleh pikiran
    • Pikiran dijunjung tinggi dari tubuh
    • Pendidikan jasmani tidak diperlukan
        Mengingat pendidikan jasmani: hasil posisi metafisik tertentu kedua pandangan yang dipegang   pikiran di harga tinggi
    • Berbeda pada pentingnya tubuh
    • Pandangan naturalistik jauh lebih popular

         1.3   Philosophical Positions: The Body

      Dualisme
    • Penjelasan eksistensi manusia berdasarkan kedua keyakinan metafisik dan teologis
    • Socrates dan Plato
    • Memiliki implikasi besar bagi pendidikan jasmani
    • Memisahkan eksistensi manusia menjadi dua bagian, pikiran dan tubuh.

       1.4   Greek Ideals: Arete and Agon
    • Cita-cita yang selaras dengan setiap Yunani
    • Yunani yang paling mirip dewa ketika berjuang dan bersaing untuk keunggulan
    • Cita-cita Yunani adalah sarjana yang baik-atlet-prajurit
     
    1.1 Herakles
    Herakles, mengenakan jubah yang terbuat dari kulit singa Nemea


     
    1.2 Stadium di Olympia


     
    1.3 Stadium di Delphi


    Arete

    1. Arete hanya mungkin ketika individu berjuang
    2. Mereka yang berpikir bahwa mereka telah mencapai hal itu telah hilang
    3. Telah disahkan menjadi keangkuhan (kebanggaan berlebihan)
    4. Arete termasuk kebajikan, keterampilan, kecakapan, kebanggaan, keunggulan, keberanian, dan bangsawan (Stephen Miller)
    Agon

    1. Agon: Homer direferensikan sebagai tempat pertemuan di mana atletik diadakan
    2. Diperluas dari kompetisi atletik
    3. Termasuk dalam kompetisi musik, puisi, berbicara di depan umum dan acara lainnya
    4. Berkembang menjadi agonis atau kompetitif
    5. Menjadi terkait dengan proses (penderitaan) mempersiapkan untuk kompetisi apapun

    2.      Rome
    2.1 The Etruscans
    • 1958: penemuan makam yang berisi lukisan rumit yang menggambarkan berbagai adegan olahraga
    • Dikenal sebagai Makam Olimpiade
    • Menggambarkan ras kaki, kontes melompat, diskusi, kereta balap, melompati rintangan kayu, berenang, senam, pertempuran bersenjata
    • Patung menggambarkan pria dan wanita pegulat saling bersaing.
    • Menunjukkan bahwa pria dan wanita Etruscan berdua aktif dan bersaing satu sama lain
    • Olahraga dan festival atletik untuk hiburan

    2.2 Roma dan Yunani
    • Roma difokuskan pada praktis dan tujuan yang sangat utilitarian
    • Insinyur sipil yang besar, banyak jalan Romawi masih tetap digunakan
    • Administrator yang sangat efektif
    • Hukum Romawi Dikembangkan
    • Aspek dimasukkan budaya bangsa menaklukkan 'jika mereka menjadikan lebih baik praktek Romawi
    • Yunani sangat enggan untuk melakukan hal ini
    2.1 Arsitektur Romawi
    Roma adalah pembangun besar dan insinyur (
    Pantheon, Rome)


    3. From the Spiritual World to the Secular World: Changing Concepts of the Body.      
        Philosophy, Sport, and Physical Education During the Middle Ages: 900-1400

    3.1 Sejarah Umum

             Dark Ages:
            Setelah jatuhnya Roma (476 AD) sampai 900 M. Abad Pertengahan (Medieval atau Period) Dari 900 AD ke awal Renaissance Italia (abad ke-14).
    Pemandangan olahraga, berkisar dari prestasi atletik ksatria, dengan olahraga dalam persiapan untuk perang salib, pandangan pertapa biarawan.

             Abad pertengahan
            Runtuhnya Roma dan awal Abad Kegelapan menyebabkan kekacauan. Banyak orang melarikan diri kota untuk mencari perlindungan dari bangsawan yang kuat Commerce, perdagangan, dan administrasi publik yang dikembangkan oleh Roma dasarnya menghilang selama Abad Kegelapan.

    Thomas Aquinas
    St Thomas Aquinas (1225-1274)
    • Memeluk kebugaran fisik dan rekreasi positif untuk mempromosikan sosial dan moral kesejahteraan.
    • Mengatakan bahwa kecerdasan sebagian bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu
    • Diyakini bahwa kita dapat mengetahui hal-hal melalui tubuh kita serta melalui pikiran kita.
    • Setuju dengan Aristoteles
    • Manusia merupakan komposit integral dari tubuh dan jiwa
    • Jiwa yang dibutuhkan tubuh untuk memperoleh pengetahuan.
    • Skolastik: merupakan yang pertama untuk membangun justifikasi filosofis dan religius bagi tubuh
    • Dihargai kebugaran fisik dan rekreasi bagi fisik, mental, sosial, moral kesejahteraan
      Allah adalah di mana-mana dan oleh karena itu di dalam tubuh
    • Tidak percaya tubuh yang adalah "utusan kematian"

    Maimonides, St. Bonaventure
    Maimonides: dokter Yahudi
    • "Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi pelestarian kesehatan dari latihan fisik"
      St Bonaventure: Gramedia
    • Tubuh tidak memenjarakan jiwa
    • Adalah teman dan pendamping
    • Individu hadir sebagai kesatuan tubuh dan jiwa

    3.2 Philosophical Positions of the Body
    1. Alkitab: kesempurnaan dalam tubuh, pikiran, dan jiwa
    2. Posisi filosofis tubuh muncul dari teologi
    3. Tuhan menciptakan alam semesta, pria dan wanita, pikiran dan tubuh
    4. Tubuh dan jiwa yang baik
    5. Metafisika / ontologi menjadi membingungkan selama perdebatan abad pertengahan
    6. Debat atas alam tubuh Yesus memberikan kontribusi terhadap pemisahan agama Kristen

    4. Holiday and Ball Games
    1. Petani (budak) kehidupan sangat sulit
    • Dimiliki rumah tapi bekerja tanah sewa untuk perlindungan
    • Rekreasi: hanya pada hari Minggu setelah gereja
    • Budak berpartisipasi dalam permainan dan hiburan
         2. Hari-hari besar dianggap kafir
    • Diperpanjang selama beberapa hari
    • Dipenuhi dengan makanan, hiburan, dan permainan
    • Sering berubah menjadi mabuk bebas

    5. Konsep abad pertengahan Kesehatan

    • Galen-menindaklanjuti karya Hippocrates
    • Pengetahuan furthered anatomi dan fisiologi
      Membedah hewan dan kadang-kadang manusia
      Diyakini "Teori humor" kesehatan
    • Tubuh terdiri dari empat cairan: darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam
    • Kesehatan melibatkan keseimbangan cairan tersebut
    • Teori humor
    • Humor menjelaskan tahap kehidupan, kepribadian, suasana hati, dan penyakit
      Phlebotomy (pertumpahan darah): pengobatan umum
    • Herbal, mineral, dan bahan hewani juga digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan humoral
    • Kristen dipekerjakan ritual keagamaan sebagai pengobatan penyakit
    •   Berdoa kepada orang-orang kudus untuk campur tangan, jimat, mantera.



    Sumber :

    Power point Binusmaya materi Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games. Diunduh pada tanggal 24 Maret 2015. Pertemuan ke-empat.


     Ghina Aninnas
    1801396243-psikologi LC64