Kompas, Selasa 07
Oktober 2014
Pekan
lalu, aktor laga Hongkong datang ke Jakarta. Beliau turun dari gunung untuk
menandakan kembalinya penayangan film-film silat yang telah dibintanginya pada
bulan oktober ini.
David
Chiang. lahir di Suzhou Tiongkok, 29 Juni 1947. Kini beliau berusia 67 tahun.
Guratan wajahnya masih menyisakan kesan seorang “pendekar”, seperti film yang
pernah ia lewati pada tahun 1970-an. Film pada tahun
tersebut
mempopulerkan David Chiang dikawasan
Asia termasuk Indonesia. Film-film produksi Shaw Brothers-lah yang akan diputar
pada sabtu oktober ini.
Dua
aktor yang sangat terkenal pada tahun 1970-an adalah David Chiang dan Ti Lung,
mereka tidak terpisahkan oleh sutradara yang bernama Chang Cheh. Mereka bertiga
merupakan bagian dari masa kejayaan perusahaan film Shaw Brothers.
David
Chiang sangat bersyukur karena kehidupannya sebagai aktor laga perfilman
Hongkong masih eksis. Menurutnya, karier seorang aktor laga ada masa
kadaluarsanya. Ia harus memikirkan alternatif peran sesuai dengan usianya.
Beliau pun berkomitmen, sebagai aktor laga, dia tidak pernah mengubah citra
atau karakternya sebagai jagoan.
Mulanya
ia tidak berguru kungfu secara mendalam, ia banyak belajar dari pengarah
pertarungan dan instruktur kungfu hingga suatu saat gerakan kungfu David Chiang
menarik perhatian sutradara Chang Cheh . Setelah melewati casting sekitar dua
bulan, David Chiang terlibat kontak untuk film pertama yang ia bintangi dibawah
arahan Chang Cheh yaitu The Dead End (1969). Di film itulah Ti Lung menjadi
pemeran utama. Setelah tiga kali bermain
sebagai aktor pendukung David Chiang dipercaya oleh Chang Cheh untuk menjadi
pemain utama dalam film The Wandering Swordsman (1970). Ke empat film yang
ditayangkan disaluran hiburan Celestial Classic Movies merupakan catatan
kejayaan David Chiang 40 tahun silam.
Menurut
saya, tidaklah mudah menjadi seorang David Chiang. Sosok David Chiang patut
untuk di contoh, karena beliau merupakan sosok yang pantang menyerah yang mau
memulai semua dari nol. David Chiang tidak pernah mengenal istilah memuja atau
kembali ke masa lalu. Beliau selalu melihat kedepan. David Chiang tidak pernah
menguntungkan karier pada keberuntungan, ia tidak percaya akan keberuntungan
tapi lebih percaya kepada kerja keras.
Ada satu
hal yang saya ingat dari perkataan David Chiang yaitu, ”Bukan hanya kerja
keras, kita juga harus mencintai pekerjaan yang kita tekuni.” Intinya ialah
apapun pekerjaannya kita harus menekuni semua itu agar kelak dapat memetik hasil
yang dinginkan.
Ghina Aninnas
Psychology
LA64
No comments:
Post a Comment