Quotes

“Don’t wait until tomorrow what you can do today:)”

Agustu Thenu



Kompas, Selasa 28 Oktober 2014
Menanam di Atas Batu Karang
Agustu Thenu, warga Negeri (Desa) Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Maluku. Lahir di Ambon, 29 September 1949 yang kini usianya sudah mencapai 65 tahun, melawan akal sehat manusia. Ia membudidayakan tanaman hortikultura diatas batu karang yang luasnya kurang lebih empat hektar.
Budidaya tanaman hortikultura sudah ia rintis dari tahun 1970. Tahun pertama, ia mulai menanam cabai dan tomat. Usaha tersebut pernah mendapat celaan dari orang orang sekitar, namun Agustu tidak patah semangat ia terus mencoba.  Pengalaman semasa kecil menjelajahi hutan dan semak belukar menjadi guru yang mengajarinya menanam di atas batu karang.
Ia menyimpulkan, benih tanaman yang tumbuh diatas batu karang berasal dari kotoran burung yang jatuh ke atasnya. Benih itu tanpa sengaja jatuh di atas batu karang dan tidak terawat, tetapi bisa tumbuh menjadi tanaman yang subur dan menghasilkan buah yang lebat. Saat itulah, terbesit dipikirannya jika hal itu dilakukan dengan manusia secara sengaja pasti hasilnya jauh lebih baik. Itulah pelajaran hidup yang ia dapatkan, yakni filosofi yang ia sebut “cara burung menanam.”
Beliaupun terus mencoba menanam tanaman yang lain dan mulai mencoba untuk memperluas area penanamannya yang kini sudah empat hektar.  Kini sudah tumbuh kurang lebih 1.300 pohon lemon cina, 200 salak, 1.000 cabai, 1.500 pepaya buah dan, 1.750 pepaya sayur. Tanaman ini tumbuh subur dicelah-celah batu karang.
Agustu terkenal sebagai pemasok pepaya dan bunga pepaya terbanyak di kota Ambon. Pepaya yang di panenkan oleh beliau lebih manis daripada pepaya yang di tanam di tanah.  Kebun beliau sering sekali dikunjungi untuk objek penitian dan beliau juga diminta untuk sharing tentang hasil usahanya kepada petani yang lain.
Bagi Agustu, membudidayakan Tanaman hortikultura merupakan usaha yang sangat menjanjikan, dan memiliki keuntungan yang besar. Karena dalam satu minggu sudah bisa memegang 5 juta rupiah. Bahkan ia pernah panen cabai dan dalam sehari bisa mencapai 6 juta rupiah.  
Kini kebun tersebut di kelola bersama dengan anaknya, Philip Thenu. Demi hidup ia terus berkarya, termasuk megubah batu karang menjadi uang. Dua dari enam anaknya  Ia telah menyekolahkan-nya hingga sampai perguruan tinggi.
Menurut saya, Agus Thenu adalah orang yang tidak patah semangat, saat orang lain memberikan pandangan yang negative akan usaha yang ia lakukan, ia tidak patah semangat. Ia malah semakin bersemangat mewujudkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau bekerja keras dan sungguh-sungguh. Beliau juga merupakan sosok yang peduli akan lingkungan. Karena ia memperlakukan tanaman selayaknya manusia. Ia merasa tanaman adalah bagian dari kehidupannya yang harus di rawat dan dijaga dengan kasih sayang dan tidak menutup kemungkinan jika tanaman akan membalasnya dengan tumbuh subur.
Jangan pernah malu mengakui pekerjaan kita sebagai apa, berbijaksanalah terhadap pekerjaan karena semua pekerjaan mempunyai sisi positif. Dan banyak di dunia ini yang mempunyai pandangan berbeda dengan apa yang ingin kita perbuat. Kita harus bangga dengan apa yang telah kita dapatkan.  Salah satu contohnya Agustu yang bangga menjadi petani. Menurutnya petani merupakan pekerjaan yang mulia karena para petani menyediakan makanan untuk orang lain.

Ghina Aninnas
LA64
Psychology
1801396243

3 comments:

  1. Menurut saya yang dilakukan oleh Bapak Agustu adalah kegiatan yang sangat unik dan bermanfaat. Maksud bermanfaat disini ada didalam 2 aspek yaitu pertama bermanfaat karena menggunakan batu karang yang jaman sekarang hanyalah dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna dapat menadi sesuatu yang sangat berguna yaitu dapat menghidupkan sebuah pohon, dan yang kedua adalah bermanfaat pembelajaran ini karena dapat mengajak orang lain untuk melakukan itu.

    ReplyDelete
  2. Setelah saya membaca sosok Bapak Agustu Thenu, ia merupakan sosok yang harus dihargai atas apa yang dia lakukan dan kita pun seharusnya bisa mencontoh Bapak Agustu yang sangat peduli dengan lingkungan.

    ReplyDelete
  3. datanglah ke Ambon...saya yang menulis ini kagum dan nyaris tidak percaya...ni kontak saya 082310936725

    ReplyDelete