13 Mei 2015
Kerja Sosial pada Keluarga
Menurut Coleman dan
Cressey, keluarga adalah sekelompok orang yang terhubung dalam pernikahan,
keturunan, atau adopsi yang tinggal bersama didalam rumah tangga biasa. Banyak keragaman jenis keluarga diseluruh
dunia yang disebabkan karena perbedaan budaya.
Sosiolog mencatat bahwa
sebagian besar keluarga terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Extended family, yaitu keluarga yang terdiri dari sejumlah keluarga. Terdiri
dari ayah, ibu, kakak, tante, om, kakek, nenek, sepupu,dll. Tipe keluarga ini
merupakan pola dominan pada masyarakat agrikultur dimana banyak orang
dibutuhkan.
2. Nuclear family, yaitu kelurga inti. Tipe keluarga inilebih sesuai
dalam masyarakat perindustrian dan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan
kondisi.
Adapun fungsi sosial dari sebuah keluarga adalah……....
1.
Pergantian populasi. Setiap masyarakat memiliki system untuk menggantikan anggotanya, dengan
mempertimbangkan bahwa keluarga merupakan unit dimana anak-anak dilahirkan. Masyarakat
menentukan hak dan kewajiban dari partner reproduksi dalam keluarga untuk
menjaga keseimbangan masayarakat tersebut.
2.
Merawat yang muda (anak-anak). Keluarga merupakan insitusi primer untuk membesarkan
anak,karena anak membutuhkan perhatian dan perlindungan sampai masa pubertas. Dalam
masyarakat modern, peran ini dibantu oleh pusat day care, program pelatihan
orang tua dan pelayanan medis.
3.
Sosialisasi terhadap anggota baru. Anak-anak diajar untuk bersosialisasi dengan
kebudayaan masyarakat dimana ia dilahirkan. Seperti bahasa, nilai sosial, dll.
4.
Peraturan terhadap perilaku seksual. Setiap masyarakat memiliki peraturan mengenai
perilaku seksual dalam keluarga, seperti larangan hubungan seksual sebelum
menikah.
5.
Sumber kasih sayang. Keluarga merupakan sumber penting untuk memperoleh kasih sayang dan
penghargaan. Tanpa adanya kasih sayang tersebut maka perkembangan emosional,
intelektual, dan sosial dalam masyrakat tersebut akan terhambat.
Terapi
keluarga
v Komunikasi
Verbal
Menurut Satir
: komunikasi efektif adalah kemampuan untuk dapat menyatakan
permasalahan, mengklarifikasi, dan meminta
serta
mendapatkan umpan balik.
Menurut perez,
ada 5 cara berkomunikasi. Yaitu
1.
Consonance (harmonis/ cocok): mendengarkan dan mengerti pesan
2.
Condemnation (suka mengutuk): selalu mengkritik, menghakimi, memarahi secara
konsisten
3.
Submission (pasrah/patut): merasa tertindas, suka mengalah, tetapi menyimpan
perasaan yang sewaktu-waktu bisa meledak
4.
Intellectualization (menggunakan logika/nalar): mengesampingkan perasaan, sehingga terkesan
dingin dan tidak penyayang
5.
Indifference (ketidakpedulian): cuek, merasa asing karena tidak adanya komunikasi
v Komunikasi
non verbal
Menurut Satir : Komunikasi
non verbal termasuk mimik wajah, nada suara dan
posisi tubuh yang memberikan informasi
tentang pikiran dan
perasaan
seseorang.
Kelemahannya ialah komunikasi tidak akan sejalan dengan bahasa tubuh
yang di tampilkan(kontradiktif).
Cara penilaian keluarga dengan menggunakan dua cara:
1.
Eco-map
2.
Genogram
- Minuchin menekankan pentingnya assessment sebelum terapi keluarga untuk meyelesaikan masalah.
- Janzen dan Harris menekankan penting adanya kesepakatan bersama untuk membantu menyelesaikan permasalaha keluarga.
v Masalah keluarga dan sifat dari layanan sosial:
1. In-home service (sebagai tindakan pencegahan)
2. Out-of-home service (sebagai mediator, pengacara,
psikolog,dll)
v Pendekatan untuk terapi keluarga
- Pendekatan Pola Komunikasi
- Pendekatan Sub-sistem Keluarga
- Pendekatan Perilaku Kognitif
Makasih ya Ghinna postingannya, saran aja tulisannya dirapikan lagi ya dan kalau bisa ditambahkan fotonya supaya lebih menarik :) 82 buat Ghinna
ReplyDeleteGhina udah bagus kok, kalo bisa tambahin kesan pesan kamu selama seminar yaa biar yg baca jadi tertarik ikut. Oh iya kamu lupa nambahin refrensi nya juga. Nilai untuk Ghina 85 yaa semangat :D
ReplyDelete